Berhutang itu sudah menjadi bagian masyarakat modern di perkotaan. Memiliki hutang seringkali timbul karena beberapa hal. Pada dasarnya pada awalnya orang tidak ingin berhutang, namun.. dalam perjalanan setiap orang yang memiliki kebutuhan pasti ada masanya bermasalah dengan sumber daya keuangannya. Artinya.. duitnya kurang. Ini adalah alasan utama orang berhutang. Iya, duitnya kurang, kalo tidak kurang tidak mungkin berhutang.
Lalu, jika dibilang duitnya kurang bagaimana mungkin orang-orang yang tinggal di perkotaan punya hutang lebih banyak? Padahal secara pendapatan rata-rata orang di daerah perkotaan rasanya lebih tinggi? Penyebabnya adalah kurangnya kesadaran tentang melakukan perencanaan keuangan. Beberapa hal yang mungkin muncul sebagai penyebab utama seseorang menjadi harus berhutang:
Kondisi Darurat
Anggota keluarga yang sakit, kehilangan mata pencaharian, pengeluaran mendadak yang tak terduga seperti ada kerusakan di kendaraan, tiba-tiba harus memperbaiki pompa air yang rusak dan sebagainya adalah beberapa contoh kondisi yang tak terduga dan umumnya biayanya mungkin belum diantisipasi karena seringkali datangnya kondisi-kondisi ini secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan.Cara mengantisipasinya adalah dengan cara membuat dana tabungan untuk darurat. Nilai dana darurat ini kurang lebih minimal adalah 3 kali pengeluaran bulanan atau nilai yang menurut anda nyaman untuk mengantisipasi situasi tak terduga.Untuk mengantisipai dana kesehatan seseorang dapat memiliki asuransi kesehatan.
Tidak Punya Rencana Pengeluaran
Hal berikutnya yang seringkali membuat seseorang harus berhutang adalah tidak mengantisipasi pengeluaran-pengeluaran besar yang mungkin terjadi di masa yang akan datang seperti misalnya pengeluaran tidak rutin tahunan, contohnya adalah liburan hari raya. Banyak orang yang ketika liburan hari raya terpaksa harus berhutang karena pengeluaran yang berlebihan. Padahal pada umumnya tanggal libur hari raya sudah jelas bisa kita ketahui jauh-jauh hari sebelumnya. Ini tentunya akhirnya mengganggu arus kas yang ada. Jika terjadi defisit, otomatis orang itu akan mengupayakan menutupi kekurangan dengan berhutang.
Tidak Punya Rencana Keuangan
Berapa biaya pendidikan anak 10 tahun yang akan datang ketika ia masuk perguruan tinggi? Minimnya pengetahuan tentang teknik mengelola keuangan untuk tujuan jangka panjang mengakibatkan banyak orang Indonesia mengalami keterhambatan dalam mempersiapkan dana pendidikan anak di masa yang akan datang. Terlalu konservatif dalam berinvestasi juga akhirnya menjadikan seseorang menjadi sulit untuk mencapai lebih dari 1 tujuan keuangan. Misalnya, mendanai pendidikan anak hingga perguruan tinggi.. dan di sisi lain juga mempersiapkan dana hari tua yang tidak sedikit jumlahnya.
Menginginkan Sesuatu di Luar Kapasitas Keuangan
Secara naluriah manusia memang memiliki tujuan dan keinginan. Namun seringkali pemenuhan keinginan ini lebih kuat mendorong seseorang untuk membelanjakan uangnya tanpa memperhatikan apakah sesungguhnya ia betul-betul memerlukannnya atau tidak. Banyaknya program promosi serta program cicilan hutang yang ditawarkan tentunya menggiurkan sekali untuk bisa mendapatkan barang impian sekarang juga dengan dana yang terbatas. Prioritas keuangan yang lemah menjadi sumber penyebab kacaunya manajemen hutang yang seharusnya menjadi hutang produktif menjadi hutang konsumtif.
Dampak-dampak dari lemahnya manajemen hutang bisa berdampak luas terhadap seseorang, stress berlebihan, rusaknya hubungan dengan orang terdekat, ketegangan ruma tangga hingga dampak-dampak kriminal dan bunuh diri bisa kita lihat dari berbagai cerita. Sayangnya pendidikan tentang bagaimana seharusnya kita berhutang dengan cara yang sehat sangat jarang kita temui di masyarakat kecuali dari para konsultan perencana keuangan yang berusaha keras mengedukan masyarakat luas agar cerdas dalam mengelola keuangan.
Pelajari manajemen hutang dengan baik agar di masa yang akan datang hutang menjadi teman bukan trauma dalam kehidupan.
Please visit our new website: www.oneshildt.com
Other related article:
Comments
Post a Comment